Menyiram Jiwa Dengan Ketenangan.

بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh...



Saat ini ana tak mampu berbicara.
Ana cuba mencoretkan sesuatu.
Namun tak mampu.

Lalu terjumpa surat seorang kakak.
Yang ana terima sebelum cuti bermula.
Terletak kemas di meja belajar.

Menyiram jiwa dengan ketenangan.


"Bismillah....

Tika ini Allah masih memberi kesempatan... Menghirup lagi udara segar ciptaanNya... Adikku, sayang, dalam kembara menjadi solehah ini, ada banyak jiwa yang akan kita temui. Jiwa yang ketandusan, jiwa yang kehausan, jiwa yang penuh keimanan, jiwa yang yakin dengan janji Tuhan, jiwa yang melihat kehidupan dengan mata hati yang berkesan... Dan kita?

Dalam perjalanan ini kita bermula dengan titik sifar... Tidak punya rasa dalam jiwa. Lalu bertemankan bayang sekeliling yang punya pelbagai jiwa, maka dari situlah kita mula meneguk pelbagai jenis rasa, mula menyua jiwa dengan jalan mana, ada yang memilih meneguk jiwa ketandusan, kerna kononnya tiada cahaya Tuhan yang pernah singgah dalam diari kehidupan. Maka dalam siang pun, masih terasa pekatnya malam. Ada yang memilih meneguk jiwa yang kehausan kerna disisinya punya pelbagai rencam yang melorongkan ke arah itu. Ada pula insan yang memilih jiwa yang penuh rasa keimanan, kerna mereka insan yang melihat perjalanan kehidupan bukan semata-mata berakhir dengan keduniaan. Dalam jiwa mereka, ada Tuhan.. Tuhan.. Tuhan... mereka insan yang tak takut pada celaan dan sentiasa mencuba menambah ciri kesempurnaan, agar kelak bila ditoleh dalam lipatan kenangan, nama mereka tersenarai antara yang syahid di sisi Tuhan.. ALLAHUAKBAR! Hebatnya Tuhan! Mengajar dan menghantar manusia yang pelbagai untuk kita menilai dengan mata hati, jiwa mana yang harus disebatikan dengan diri.

Adik...
Akak bersyukur, mampu tersenyum lewat ini, mampu menangis penuh rasa kehambaan.. Kerna Allah masih sudi memberi walaupun banyak kali memaling dari pandangan cinta Ilahi... Allah masih meletakkan diri dalam lingkungan jiwa yang penuh keimanan... Agar kita tak terjebak rindu, pada maksiat yang tumbuh selalu...

Untuk yang tandus jiwanya? 
Tugas kita untuk beri mereka hak yang sepatutnya. 

Untuk jiwa yang kehausan jiwanya? 
Tugas kita untuk beri air keimanan pada mereka.

Dan... 
Untuk yang penuh keimanan jiwanya? 
Tugas kita untuk belajar sesuatu dari mereka. 

Tambah kekuatan diri dengan melihat pergantungan yang hebat oleh mereka, 
pergantungan hanya pada yang HAK! "

-Salam sayang-
-WMF @ MB-

Merindui kakak itu :')
Moga Allah pelihara.

This entry was posted on . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply