Muslimah Bertudung Labuh Hijau



بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Merindui laman ini. Hati sentiasa merasa dekat, cuma bibir tak terluah segalanya. Saban hari menanti, dan terus menanti detik paling tepat untuk ku ukir kembali bingkisan hati di sini. Akhirnya, terpanggil detik ini untuk sekali lagi meneruskan jihad kecil ku ini...

Berhari-hari, tidur tak lena. Diasak dengan minggu final exam yang sangat pack, ditambah dengan debaran untuk capai target, diselingkan dengan mimpi yang kadangkala menggusarkan jiwa. Semua masih ku sambut dengan senyuman.. Sungguh, penawarnya senyuman...

Allah.. Allah...
Allah Maha Mendengar rintihan hambaNya...

Setelah malam-malam yang berlalu dengan mimpi yang sangat tragik, pulang saja dari hostel, selamat tiba di rumah, malam itu ana tidur di sebelah ibu.. Mulanya ana tertidur di sofa.. Lalu ibu kejutkan ana dan ana bangkit beralih ke bilik ibu dan terlelap di sebelahnya... Alhamdulillah tiada mimpi buruk.. Namun.. Masa ana qailullah.. Ana didatangi satu mimpi...

Hm.. Orang kata kalau kita bermimpi, jangan cerita pada orang lain.. Makanya ana suka berkias saja... Beginilah kiasan yang ana mampu nukilkan... Ana bermimpi.. Berada di satu kelompok... Kabur waktu itu, entah malam entah siang... Di sekeliling ana entah siapa, ana tak kenal.. Tiada walau satu wajah pun yang ana cam... Tapi disebalik keramaian itu, ana lihat sekumpulan muslimah bertudung labuh hijau berhampiran ana... SubhanAllah.. Indah sangat pemandangan... Dan... Bila melihat diri ini... Rupanya ana juga segolongan dengan mereka... Allah.. Allah.. Nak menangis rasanya...

Tiba-tiba ana didatangi seseorang.. Tidak ana kenali.. Lagaknya seperti mahu merentap tudung labuh hijau yang tersarung pada ana... Lalu ana peluk erat tudung labuh itu dan seolah berkata padanya...


"Mengapa mahu dirampas hijabku? Hijab ini sajalah harta yang ana ada..."

Ana renung dalam wajah itu.. Lalu dia pergi... Dan ana terjaga...



Untuk mentafsir, ana bukanlah orang yang layak. Untuk menganggap mimpi itu sekadar mainan tidur, ana pun tak berani untuk menjawab lebih. Cuma, ana bersyukur, didatangi mimpi indah sebegitu... Ana bakal merindui diri ana dalam mimpi tersebut... Bakal merindui ketenangan disebalik wajah dan bicaranya. 

Hmm, tudung labuh. Al-kisahnya... 
*tersenyum*

Fi hifzillah  ♥






This entry was posted on . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply